BAB III
KELISTRIKAN
L. KONSEP KELISTRIKAN
1. Pendahuluan
Setiap sepeda motor
dilengkapi dengan beberapa rangkaian
sistem kelistrikan.
Umumnya sebagai sumber listrik utama sering
digunakan baterai,
namun ada juga yang menggunakan flywheel magnet
(alternator) yang
menghasilkan pembangkit listrik arus bolak-balik atau
AC (alternating
current). Bagian-bagian yang termasuk sistem kelistrikan
pada sepeda motor
antara lain; sistem starter, sistem pengapian (ignition
system), sistem
pengisian (charging system), dan sistem penerangan
(lighting system)
seperti lampu kepala/depan (headlight), lampu belakang
(tail light), lampu
rem (brake light), lampu sein/tanda belok (turn signal
lights), klakson
(horn) dan lampu-lampu instrumen/indikator.
Sebelum pembahasan
sistem kelistrikan tersebut, terlebih dahulu
akan dijelaskan
beberapa komponen elektronik, konsep dan simbol
kelistrikan yang
mendukung terhadap cara kerja sistem kelistrikan pada
sepeda motor.
Selain itu, akan dibahas pula beberapa contoh konkrit
aplikasi/penggunaan
komponen-komponen elektronika pada sepeda
motor.
2. Arus Listrik, Tegangan dan Tahanan
Untuk lebih
memahami konsep tentang listrik, maka listrik
diilustrasikan
sebagai air karena memilki banyak kesamaan
karakteristiknya.
Gambar 3.1 di bawah ini menunjukkan dua buah wadah
yang terhubung satu
dengan lainnya melalui sebuah pipa yang
dipersempit untuk
menghambat aliran.
Tegangan (voltage)
dapat diibaratkan beda ketinggian diantara
kedua wadah, yang
menyebabkan terjadinya aliran air. Makin besar
perbedaan ketinggian
air, makin kuat keinginan air untuk mengalir. Arus
listrik diibaratkan
jumlah/volume air yang mengalir setiap detiknya,
melalui pipa.
Sedangkan resistansi (tahanan) diibaratkan semua
hambatan yang
dijumpai air saat ia mengalir di dalam pipa. Makin besar
pipa, makin kecil
hambatan alirnya, sehingga makin besar arus air yang
mengalir. dan
begitu sebaliknya.
Air yang mengalir
pada suatu pipa dipengaruhi oleh besarnya
dorongan yang
menyebabkan air tersebut mengalir dan besarnya
hambatan pada pipa.
Besarnya dorongan untuk mengalir ditimbulkan
oleh perbedaan
ketinggian air di kedua wadah, dan dalam kelistrikan
disebut tegangan
atau beda potensial.
Besarnya hambatan
pada pipa disebabkan banyak faktor, yaitu;
mutu permukaan
dalam pipa, dan luas penampang pipa serta panjang
pipa.
Mutu
permukaan pipa x panjang pipa
Hambatan alir = --------------------------------------------------
Panjang pipa
Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat ditentukan beberapa
persamaan
karakteristik yang ada dalam kelistrikan, yaitu:
a. Hambatan alir
sama dengan Resistansi ( R )
b. Mutu permukaan
dalam pipa sama dengan nilai hambat jenis
(specific
resistivity) dari kawat penghantar, dilambangkan dengan
(rho), yaitu nilai hambatan yang timbul
akibat jenis bahan yang
digunakan sebagai
penghantar.
c. Luas penampang
pipa sama dengan luas penampang kawat
penghantar,
dilambangkan dengan A.
d. Panjang pipa
sama dengan panjang penghantar, dan
dilambangkan dengan
l.
Arus listrik merupakan sejumlah elektron yang
mengalir dalam tiap
detiknya pada suatu
penghantar. Banyaknya elektron yang mengalir ini
ditentukan oleh
dorongan yang diberikan pada elektron-elektron dan
kondisi jalan yang
akan dilalui elektron-elektron tersebut. Arus listrik
dilambangkan dengan
huruf I dan diukur dalam satuan Ampere.
Tegangan listrik (voltage) dapat diyatakan
sebagai dorongan atau
tenaga untuk
memungkinkan terjadinya aliran arus listrik. Tegangan listrik
dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
a. Tegangan listrik
searah (direct current /DC)
b. Tegangan listrik
bolak-balik (alternating current / AC)
Tegangan listrik DC
memungkinkan arus listrik mengalir hanya
pada satu arah
saja, yaitu dari titik satu ke titik lain dan nilai arus yang
mengalir adalah konstan/tetap.
Sedangkan tegangan listrik AC
memungkinkan arus
listrik mengalir dengan dua arah, pada tiap-tiap
setengah siklusnya.
Nilainya akan berubah-ubah secara periodik.
Resistansi (tahanan) dapat diartikan sebagai apapun yang
menghambat aliran
arus listrik dan mempengaruhi besarnya arus yang
dapat mengalir.
Pada dasarnya semua material (bahan) adalah konduktor
(penghantar), namun
resistansi-lah yang menyebabkan sebagian material
dikatakan isolator,
karena memiliki resistansi yang besar dan sebagian
lagi disebut
konduktor, karena memiliki resistansi yang kecil.
Resistansi ada pada
kawat, kabel, body atau rangka sepeda
motor, namun
nilainya ditekan sekecil mungkin dengan menggunakan
logam-logam
tertentu yang memiliki nilai yang rendah.
Resistansi ada yang
dibuat dengan sengaja untuk mengatur
besarnya arus
listrik yang mengalir pada rangkaian tertentu, dan
komponen yang memiliki nilai resistansi khusus